Ucapkan Hari Ibu, Anies Kenang Perjuangan Nenek ke Kongres Perempuan

0
666

Jakarta – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengucapkan selamat Hari Ibu. Momen Hari Ibu, bagi Anies, membawanya ke cerita sang nenek semasa berjuang pada Kongres Perempuan di Yogyakarta sebelum RI merdeka.

Anies menceritakan kisah sang Neneknya itu melalui akun instagramnya. Dia menuturkan, sang nenek bernama Barkah, merupakan salah satu peserta Kongres Perempuan.

Eks Mendikbud ini menerangkan neneknya menjadi utusan dari Tegal bersama dengan pegiat perempuan lainnya. Sang nenek, lanjut Anies, sudah siap dengan tiket kereta ke Yogyakarta. Tetapi dihalau oleh petugas Belanda.

“Petugas-petugas Belanda saat itu mencegah para perempuan-perempuan utusan untuk bisa berangkat ke Kongres Perempuan itu.,” kata Anies, dalam caption unggahannya di instagram, Senin (23/12/2019).

Namun, kata Anies, neneknya dan pegiat perempuan lainnya tidak menyerah dan mengurungkan niat berangkat ke Yogyakarta. Barkah, kata Anies menantang dan berdebat. Namun, hasilnya tetap nihil.

“Setelah berdebat dan tak juga tembus. Tahukah apa yang mereka lalukan?⁣” ujar Anies.

Nenek dan perempuan lainnya nekat menuju depan lokomotif kereta yang sudah siap jalan. Mereka berbaring di atas rel dengan cara berjejer memaparkan badannya.

“Di bawah terik matahari, depan moncong lokomotif mereka pasang badan, Mereka tawarkan nyawa: berangkatkan kami atau matikan kami. Itulah harga mati yg senyatanya.⁣ Stasiun gempar. Belanda gentar. Akhirnya mereka diizinkan naik kereta. Berangkatlah mereka ke Yogya. Berkongres dan ikut membangun pondasi perjuangan perempuan dan perjuangan kemerdekaan,” kata Anies.

“Semua itu dituturkan Nenek saat itu dengan penuh semangat. Tiap Hari Ibu diperingati, Beliau selalu teringat masa-masa perjuangan itu. Nenek dikarunia umur panjang. Meski di masa tuanya harus duduk di kursi roda, Nenek tetapi baca koran tiap hari, mengikuti perkembangan dan tetap ajak diskusi siapapun yang berkunjung hingga menjelang wafat di usia 93 tahun. Badannya memang telah menua tapi pikiran dan semangatnya selalu muda,” ujarnya.

Anies bersyukur massa kecilnya selalu bisa bersama dengan sang nenek di Yogya. Cerita perjuangan nenek di organisasi perempuan nyaris tak pernah terlewat, termasuk soal perjuangan pra-kemerdekaan itu.

Bagi Anies, Hari Ibu bukan sekadar mengingat sosok yang melahirkannya, melainkan juga mengingat perjuangan kaum perempuan menuju kemerdekaan.

“Hari Ibu di Indonesia, bukan hanya untuk mengingat “ibu” yang melahirkan dan membesarkan kita tapi juga mengingat pergerakan kaum perempuan menuju memerdekaan dan kemajuan bangsa,” kata Anies.

Sumber: Detik.com