Juara I Lomba BBGRM Jadi Kado Ultah Pindahnya Desa Pulau Gadang ke-29

0
431

PULAU GADANG, auramedia.co – Meski tak semeriah dua tahun sebelumnya sebelum masa pandemi Covid-19, namun ulang tahun pemindahan pemukiman Desa Pulau Gadang yang ke-29 yang diperingati pada hari ini Senin (30/8/2021) tetap berkesan bagi ribuan warga desa yang terletak di Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar tersebut.

Dimana bertepatan dengan hari ulang tahun ke-29 pemindahan warga Desa Pulau Gadang kali ini, Pemerintah Kabupaten Kampar melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Kampar mengumumkan sekaligus mengantarkan piagam juara lomba Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) tingkat Kabupaten Kampar tahun 2021 langsung ke Desa Pulau Gadang. Untuk diketahui, juara kedua lomba ini diraih Desa Sungai Simpag Dua dari Kecamatan Kampar Kiri Hilir dan disusul peringkat ketiga Desa Tanjung Sawit dari Kecamatan Tapung.

Piagam penghargaan diserahkan Kepala Dinas PMD Afrizal Rahman didampingi Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa Ibrahim kepada Kepala Desa Pulau Gadang Syofian Datuk Majo Sati di Balai Pemuda Desa Pulau Gadang.

Ikut menyaksikan Pucuk Adat Kenagarian Pulau Gadang H Sawir Datuk Tandiko, Camat XIII Koto Kampar Herman Nado,
Kepala Puskesmas XIII Koto Kampar III, Ketua BPD Desa Pulau Gadang Ali Basya dan anggota, alim ulama, ninik mamak, beberapa lembaga di desa dan ratusan masyarakat yang dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Penyerahan piagam penghargaan juara lomba BBGRM ini disambut antusias ratusan masyarakat yang hadir.

Acara penyerahan ini digelar setelah pelaksanaan upacara bendera di Lapangan Pahlawan Kusuma Bantolo dan ditutup dengan makan bajambau di Balai Adat Kenagarian Pulau Gadang.

Kepala Dinas PMD Kabupaten Kampar Afrizal Rahman menilai, juara lomba BBGRM yang diraih Desa Pulau Gadang berkat kerjasama antara Pemdes dengan seluruh elemen dan lembaga di desa serta ninik mamak, cerdik pandai.

Afrizal menambahkan, gotong royong adalah tradisi kita sejak dulu. Sejak dulu kala masyarakat menyelenggarakan pesta, acara mendo’akan anak yang sunatan, pemberian nama anak, balimau kasai dan kegiatan lainnya diselenggarakan dengan bergotong royong. Masa dulu kala masyarakat selalu melaksanakan goro setiap selesai ibadah Sholat Jum’at.

“Saya ingat ketika masih kecil, saat membangun rumah orang dulu dengan gotong royong. Di sini masih tetap kita kihat. Jadi tak sia-sia pemerintah kabupaten menunjukkan desa kita mengikuti BBGRM tingkat provinsi,” beber pamong yang malang melintang bertugas dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan hingga memimpin beberapa jabatan eselon dua tersebut.

Kepada Pemdes dan warga Pulau Gadang Afrizal juga menitip pesan agar juara BBGRM ini jangan hanya jadi semboyan saja. Ia minta masyarakat menjaga tradisi, adat istiadat dan budaya.

Ia menambahkan, gotong royong jangan hanya bersifat membangun fisik namun juga dalam bentuk kegiatan sosial, keagamaan dan seluruh lini kehidupan. “ADD (anggaran dana desa red) kita terbatas, tapi bagaimana keikutsertaaan masyarakat aktif. Pemerintah memberi dana tapi bukan berarti masyarakat berpangku tangan,” ulasnya.

Pada kesempatan ini Afrizal juga memuji perkembangan Desa Pulau Gadang karena saat ini desa ini telah berstatus desa mandiri yang artinya akan mendapat perhatian tersendiri dari pemerintah pusat dan daerah.

Pucuk Adat Kenagarian Pulau Gadang H Sawir Datuk Tandiko menyampaikan, sudah banyak yang telah dicapai oleh dua desa dalam satu Kenagarian Pulau Gadang yakni Desa Pulau Gadang dan Desa Koto Masjid selama 29 tahun menempati kampung yang baru. “Pencapaian itu diluar ekspektasi kita,” beber H Sawir.

Ia mengakui, dulu dengan susaah payah pemerintah mensosialiasikan pemindahan karena masyarakat takut akan meninggalkan kebiasaan makan ikan yang segar dari Sungai Kampar dan anak-anak sungai dan meninggalkan segala adat budaya yang ada. Tetesan air mata mengiringi perpindahan masyarakat menuju kampung yang baru.

Namun karena kedua desa mau dibina oleh pemerintah, saat ini masyarakat bisa merasakan peningkatan taraf kehidupan. “Alhamdulilkah sekarang kendaraan roda dua bahkan roda empat hampir ada disetiap rumah. Ini berkat rahmat Allah SWT dan tentu nikmat ini wajib disyukuri,” kata Kepala Bidang Penegakan Perda Satpol PP Kampar tersebut.
Lebih lanjut Datuk Tandiko menambahkan, agar adat budaya terus terjaga, maka dulu masyarakat ingin pindah dengan sistem bedol desa, pindah dengan perangkat sosial budaya sehingga 29 tahun setelah pindah adat budaya tetap masih terjaga.

Sementara itu Kepala Desa Pulau Gadang Syofian Datuk Majo Sati menyampaikan terima kasih kepada Pemkab Kampar dan seluruh pihak atas capaian yang telah diraih Pulau Gadang.

Ia juga menyampaikan tentang kegiatan HUT Perpindahan Desa Pulau Gadang saat ini dibatasi karena masih dalam suasana pandemi Covid-19. Salah satu yang harus ditiadakan adalah kegiatan pawai budaya. Padahal kegiatan ini biasanya menyedot perhatian seribuan lebih masyarakat yang turun ke jalan menggunakan pakaian jadul (zaman dulu) sambil membawa berbagai peralatan-peralatan jadul baik peralatan rumah tangga maupun alat pertanian dan lainnya. Kegiatan Festival Mangonang Kampuong Lamo ini bahkan telah dianggarkan di APBD Kampar.

Tahun ini kegiatan Ultah Pemindahan Desa ditambah dengan kegiatan donor darah dan vaksinasi tahap kedua.(rls/***)