SALO, auramedia.co – Bersama dengan kepengurusan nya, Komunitas Penggiat Literasi Kampar (KPLK) diskusikan pentingnya budaya membaca di era globalisasi terhadap generasi muda yang rawan akan kejahatan dan kenakalan remaja, di kediaman ketua KPLK Adi Jondri Kecamatan Salo, Dusun Terang Bulan, Senin, 16/05/2022.
KPLK menilai bahwa inilah alasan kenapa mereka berdiri, dikarenakan ilmu dan edukasi yang kurang maka dari itu lajunya arus globalisasi yang tidak disikapi dengan bijak dari semua pihak inilah salah satu faktor kenapa banyak dari para generasi bangsa yang menyimpang dari nilai – nilai positifnya.
Bersama dengan aktivis lainnya, Komunitas Penggiat Literasi Kampar (KPLK) saling bertukar pikiran membahas strategi kedepan sebagai komunitas yang edukatif dan tentunya bersahabat.

“Di era yang bebas hambatan ini, siapapun bisa mengakses apapun, dimana pun dan kapan pun meraka mau. Untuk itu tidak ada kata tidak bisa lagi untuk kita menuntut ilmu,” ungkap Adi Jondri selaku ketua KPLK.
Menurutnya karena kurangnya ilmu pengetahuan itulah kenapa para generasi melenceng pada tujuannya. Minat baca yang kurang serta moral yang rusak akibat dampak dan pengaruh globalisasi inilah yang harus KPLK bisa sikapi nantinya, beber ketua KPLK itu.
“Untuk itulah KPLK perlu rencana dan langkah – langkah yang matang kedepannya, agar program – program yang telah di rencanakan bisa diterima dengan baik oleh para pelajar dan sekolah yang akan dikunjungi pastinya,” imbuhnya lagi.
Sementara itu Aprizal Khan yang merupakan pembina KPLK itupun menyampaikan, agar kepada seluruh pengurus KPLK untuk siap mendedikasikan dirinya dengan penuh keyakinan dan semangat supaya apa yang dibuat terasa manfaatnya, karena apa yang kita lakukan ini merupakan pekerjaan yang mulia untuk menyelamatkan generasi para penerus bangsa, ungkap aprizal Khan.
“Jangan sampai kita ada nama namun orangnya tidak ada, jangan sampai kita ada namun gerakannya goib saja. Kita perlu langkah – langkah selanjutnya agar bisa mengedukasi para generasi bangsa jangan sampai moral dan minat bacanya tiada,” kata Aprizal Khan pada diskusi itu, 16/05.
Apa yang dimaksud Aprizal Khan ini merupakan tanda peringatan kepada komunitas penggiat literasi Kampar (KPLK) agar jangan sampai vakum menunjukkan eksistensinya sebagai komunitas yang peduli pada Literasi. Karena ada banyak komunitas yang serupa namun karena kurangnya kekompakan dan program yang jelaslah eksistensinya tiada.
“Untuk itu dalam waktu dekat KPLK diharapkan agar dapat segera bergerak, biar sedikit yang ikut tetapi berjalan dari pada banyak namun omongan doang,” kata Andika Joe Pepen memberikan semangat kepada rekan – rekan KPLK lainnya pada diskusi itu, 16/05.
Diskusi yang dilakukan dikediaman ketua KPLK Adi Jondri yang juga dijadikan sebagai TBM itu dikemas dengan syukuran Halal Bihalal pengurus komunitas penggiat literasi Kampar (KPLK) bersama para anak- anak yang menjadi pemustaka pada Taman Baca Masyarakat (TBM) Aliyah CerdasĀ di Desa Salo Kecamatan Salo tersebut.(Riki Arfandi)


































