BANGKINANG KOTA, auramedia.co – Salah seorang pegiat literasi TBM (Taman Baca Masyarakat) Aliya Cerdas Adi Jondri ungkapkan, pemberdaayaan komunitas penggerak literasi yang ditaja Balai Bahasa Provinsi Riau di kabupaten Kampar berikan manfaat bagi pegiat komunitas literasi Kampar, Kamis, 25/05/2022.
Pemberdayaan komunitas penggerak literasi yang ditaja Balai Bahasa Provinsi Riau ini berlangsung selama 2 (dua) hari berturut dimulai dari 24 – 25 Mei 2022, di aula Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kampar (dipersip).
Kepada wartawan (25/05) Adi Jondri mengungkapkan, apa yang dilakukan Balai Bahasa Provinsi Riau ini merupakan sesuatu yang sangat bagus sekali bagi pegiat komunitas yang ada di Kampar dalam mensosialisasikan dan mengajak masyarakat untuk cinta akan gerakan literasi.

Ia juga menyampaikan, bahwa kegiatan seperti inilah yang harus diterapkan setiap komunitas literasi didalam komunitasnya sendiri sebelum terjun langsung ke masyarakat.
“Tentunya penting sekali bagi setiap kamunitas yang ada dikampar ini untuk membentuk karakter setiap individu anggotanya, karena cinta akan gerakan literasi namun tidak ada aksi nyata yang ditunjukkan membuktikan, bahwa mindset dari individunya tidak sejalan dengan cita-cita literasi itu sendiri”, beber Adi.
Untuk itu, sangat penting bagi setiap penggiat untuk mengetahui apa yang harus dilakukannya sebelum bergabung dikomunitas, karena banyak dari komunitas penggiat literasi yang vakum dikarenakan hanya sebatas semangat berkomunitas saja, ungkap Adi Jondri.
Hadirnya narasumber yang berkompeten dengan materi- materi yang membangun tentunya sangat membantu dan menambah wawasan peserta dari beberapa TBM dan komunitas yang hadir, tambahnya lagi.
Sementara itu ketua panitia pemberdayaan komunitas penggerak literasi Fitriandi, S.Pd., M. Pd.menyampaikan, Balai Bahasa siap membantu komunitas ataupun TBM yang ingin melakukan kegiatan serupa dengan berkolaborasi bersama Balai Bahasa.
“Jika ada komunitas atau TBM yang ada didaerah dan TBM itu yang ingin mengadakan kegiatan seperti ini bisa kami bantulah, kami lihat di DIPA kami mana yang bisa di sesuaikan. Misalnya seperti acara ini kami datang saja lalu yang mengundang adalah salah satu TBM ataupun forum TBM silahkan, kami kabari saja, kami berikan uang operasionalnya,” kata Fitriandi.
Fitriandi pun bisa menjamin bagi TBM atau komunitas bisa menggunakan anggaran Balai Bahasa jka ingin mengadakan kegiatan, dengan cacatan TBM dan komunitas ini benar-benar harus berkonsultasi dan bersilaturahmi.
“Bisa saja Bapak dan Ibuk menggunakan anggaran kami, menggunakan DIPA kami kalau memang kepala kami menyetujui, karena beliaulah yang bertanggung jawab selaku wewenang. Saya bisa jamin itu bisa, betul Bapak dan Ibuk harus berkonsultasi dan bersilaturahmi,” ungkap Fitriandi. (Riki Arfandi )





























