GURU HARUS DIGUGU DAN DITIRU

0
749

Setelah santap nasi rawon Jawa Timuran dan ditutup dengan pesta kenDURIAN, keluarga Lemka di Jabodetabek, rame² ngaji kitab نصائح الخطاطين (Nasihat untuk Para Khattat), membahas tema الأستاذية (Lembaga Guru) dan الصلة بين الأستاذوالتلميذ (Hubungan Antara Guru dan Murid), bertempat di (dan atas undangan) rumah angin Studio Ilham Anis, Ciputat, Tangerang Selatan.
Disimpulkan oleh kitab itu, bahwa “belajar khat harus dengan guru”. Karena berperan menentukan terangkatnya karir sang murid, maka “guru harus dicari” sampai ada talaqqi atau مشافهة ilmu lewat mulutnya. Hubungan guru-murid pun harus terjaga dengan baik, handap asor atau penuh sopan-santun, dan harus berupa hubungan spiritual (صلة روحية), bukan “hubungan serba benda”. Ibarat hubungan bapak dengan anaknya, begitu. Guru harus digugu dan ditiru. Sebagaimana murid tidak boleh merasa “bosan” diajar, guru juga tidak boleh merasa “capek” mengajar. Tapi “mantan” murid tidak boleh GR dengan menganggap bodoh atau merendahkan “mantan” gurunya. Sebab, perilaku murid “sayyi’ul khuluq” seperti itu bisa mengundang “kuwalat” atau menyebabkan ilmunya tidak bermanfaat dan berkah.

Oleh: Didin Sirojuddin AR